Architecture Is A Crime

by njx

10485886883_d194b8c233_b

Source

Banyak post bertebaran di facebook dan twitter bertagar #JogjaOraDiDol #JogjaAsat dan lain sebagainya. Kenapa? Karena banyaknya mall, hotel dan apartemen baru yang berdiri di Jogja? Itu saja? Lantas pembangunan rumah-rumah, pertokoan, bangunan pendidikan dan lain sebagainya tidak dipersalahkan? Hanya bangunan komersial saja kah yang kalian anggap ‘kriminal’? Karena jika ditilik lebih lanjut, semua pembangunan, SEMUA, pembangunan arsitektur memang akan mempengaruhi lingkungan alam sekitarnya jika penyelesaiannya tidak tepat. Architecture is a crime.

Saya mahasiswa Arsitektur (yang bahkan belum lulus, jadi opini disini masih sangat bisa diperdebatkan), sejak awal sudah sadar bahwa arsitektur itu ‘merusak’. Namun doktrinasi pendidikan mengenai kami bisa menyelamatkan bumi melalui ‘green architecture’ ‘heritage’ ‘public space’ ‘ruang terbuka hijau’ ‘KDB’ ‘KLB’ ‘ventilasi alami’ dan lain sebagainya, membuat kami percaya bahwa kami bisa menebus, setidaknya, perasaan bersalah. Architecture is a crime.

Kembali ke pembahasan kota Jogja tadi, kenapa orang-orang lebih tertarik kepada isu meningkatnya keberadaan hotel dan apartemen serta mal baru di Jogja, dibandingkan maraknya pembangunan perumahan-perumahan kecil di lahan-lahan produktif? Kenapa? Rumah juga produk arsitektur, yang jika pertumbuhannya tidak terkendali juga membuat #JogjaAsat. Kenapa? Karena rumah kebutuhan dasar semua orang? Lantas hotel, mall dan apartemen tidak menjadi kebutuhan?

Pada tahun 2012, peningkatan wisatawan yang datang ke DIY mencapai 46% (Gantang Wijaya, 2012). Bandingkan saja dengan akomodasi yang ada saat itu, jumlahnya tidak sebanding dengan wisatawan yang datang. Pengalaman pribadi dari seorang kerabat, dia pernah terpaksa menginap di mobil terparkir di Alun-Alun Utara karena kehabisan akomodasi saat berlibur di Jogja. Dan dia tidak sendiri, ada beberapa keluarga lain yang terpaksa melakukan hal yang sama. Hal ini menunjukkan hotel (akomodasi) merupakan hal penting untuk sebuah destinasi wisata. Lagipula Pemerintah memberikan izin pembangunan hotel tidak semata-mata asal tanda tangan kan? Pasti sudah dipikirkan dan ditelaah bagaimana baik-buruknya untuk masyarakat. Meski saya sendiri tidak tahu pasti proses dan kejujuran di dalam badan pemerintahan, namun saya percaya mereka cukup kompeten untuk menerima amanat.

Bagaimana dengan mall? Apakah pembangunan mall juga sekriminal itu? Lantas setelah mall tersebut beroperasi, tidak akan ada orang yang datang karena pembangunannya yang kriminal? Benarkah? Jogja City Mall, The Spirit of Jogja, yang bahkan dari judulnya sudah jelas-jelas salah.

1. Mall ini tidak berdiri di Kota Yogyakarta.

2. The Spirit of Jogja? Really? Saya tidak pernah tahu kalau Yogyakarta pernah dijajah Romawi dan di dalam bangunan Romawi ada tegel kunci Jawa dan railing khas Kraton (http://id.wikipedia.org/wiki/Jogja_City_Mall)

Lantas jika saya bisa mengkritik Jogja City Mall dari sisi konsep arsitektural, apakah itu menghentikan saya dan orang-orang untuk tidak datang ke sana? Tidak, JCM tetap ramai. Saya juga mau datang karena saya suka tenant-tenant yang ada disana. JCM tetap ramai. Karena demand dari masyarakat cukup tinggi dan tenant baru yang belum ada di Jogja membuat masyarakat semakin tertarik ke JCM. Saya belum mencari tahu soal bagaimana penanganan JCM dalam hal utilitas dan jaringan-jaringan pendukungnya, sehingga saya tidak bisa menyebutkan apakah itu bermasalah atau tidak.

Untuk kalian yang rajin sharing page tentang #JogjaOraDiDol, tahukah kalian ada website resmi ini, http://jogjainvest.jogjaprov.go.id/ ?

Masih tetap kriminal? Yang mana? Mall, hotel, atau perumahan? Atau semuanya? Ya, karena arsitektur itu memang kriminal. Semua bidang pembangunan itu kriminal. Penambangan itu kriminal (merusak bumi). Industri otomotif itu kriminal (bikin macet). Fashion dan kosmetik itu kriminal (animal testing).

Lalu bagaimana? Haruskah kita kembali ke zaman dimana tidak ada pembangunan besar-besaran? Tinggal di rumah pohon agar #JogjaTidakAsat? Mendirikan camping ground? Memakai pakaian dari daun?

Jika kita melihat hanya dari satu sisi, apalagi sisi negatif, maka semua pembangunan di dunia ini hanya akan tampak seperti kriminal. Tinggal bagaimana kita semua menanganinya. Menangani sesuai di bidang kita masing-masing. Seperti saya yang akan berusaha untuk menjadi arsitek (serta warga kota) yang beradab. Tidak ada yang kriminal. Mencuri itu kriminal.

.

.

.

ditulis untuk memperingati Hari Jadi Kota Yogyakarta ke-258 dan untuk diperdebatkan.